Pada hari Minggu tanggal 22 Oktober 2017 kami melakukan wawancara dengan Pendeta Protestan di GKI Cipinang Indah. Kami mewawancari bapak Pendeta Suryadi Niman.  Dengan pertanyaan dan jawaban sebagai berikut :

  1. Menurut bapak bagaimana toleransi beragama umat di Indonesia?

Menurut saya, toleransi nya cukup baik, hanya saja jangan pakai indikatornya di Jakarta. Di daerah itu tidak seperti di Jakarta, di Jakarta mungkin ada kepentingan-kepentingan tertentu tapi di Indonesia masih cukup baik.

 

  1. Bagaimana bapak menanggapi tentang penistaan agama?

Sebenarnya menurut saya penistaan itu sebuah isu yang dijadikan suatu topeng sebagai kepentingan politik, kalau kasus seperti Ahok itu kan sebenarnya kasus sudah lama tetapi, karena dekat dengan pilkada diangkat sebagai sesuatu yang baru dan di ekspos dan dijadikan suatu masalah. Saya orang awam, tetapi isu itu hanya dipakai sebagai senjata hanya untuk membuat kepentingan ini berhasil.

 

  1. Bagaimana tanggapan bapak mengenai kasus Rohingnya?

Saya tidak melihat muslim atau bukan tapi saya melihat pertama, politik di suatu negara berbeda beda. Saya tidak tau politik yang sebenarnya, jadi kalau mau tau, mungkin dicari dulu tentang politiknya sehingga jelas tapi secara umum jikalau ini sasarannya adalah suku atau sebagainya ini bukanlah jadi kasus agama tapi jadi kemanusiaan. Manusia siapapun agamanya harus dibela bukan karena agama nya tapi manusia nya.

Di satu sisi kita menghargai kedaulatan sebuah negara tetapi di satu sisi yang lain sebagai anggota PBB yang walaupun hak dan wewenang ada di sebuah negara tetapi ada aturan umunya, dalam PBB biasanya ada macam-macam organisasi ada yang mengatur HAM. Seandainya hanya dilakukan penyingkiran tanpa pembunuhan dan sebagainya menurut saya itu memang hak mereka tetapi jika sudah dilakukan pembunuhan, pemusnahan suatu kaum, terlepas dari agamanya, kemanusiaan harus diperhatikan.

 

  1. Apakah bapak mempunyai pengalaman tentang toleransi?

Kalau saya toleransi, orang tua saya awalnya muslim masuk kristen, Jadi kalau lebaran kami pergi ke sana, sebaliknya kalau natal kami buka rumah. Jadi soal toleransi bagi kami tidak masalah hanya saja ada saja yang menghembus-hembuskan tetapi kami tetap dapat undangan jika ada acara di masjid kami tetap masuk, tidak diusir. Toleransi bagi kami tidak masalah.

 

  1. Menurut ajaran yang di anut di dalam kitab ada tidak yang menerangkan tentang toleransi?

Di Matius  7:12, Yesus mengatakan segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu perbuatlah demikian juga kepada mereka itulah isi seluruh hukum taurat dan kitab para nabi. Nah, disempurkan oleh Yesus, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Jadi kita tidak melihat agamanya, latar belakangnya, kita melihat bahwa bentuk toleransi nya ada karena kita sesama ciptaan Tuhan. Di Matius 7:12 ini lebih umum, segala sesuatu tetapi Yesus menyempurnakannya dalam kasih.

 

  1. Bagaimana cara menjaga kerukunan beragama di era modern ini?

Saya hanya ingat keputusan PGI mengenai toleransi beragama, bahwa kita sebagai orang percaya, orang Kristen, berkata demikian “Kita hanya percaya Juruselamat Yesus Kristus, tetapi saat yang bersamaan kita tidak bisa membatasi karya Allah dalam menyelamatkan manusia.” Menurut saya orang Kristen ya hanya percaya Yesus satu-satunya, tetapi saat itu juga kami sadar Tuhan punya cara yang tidak bisa kita batasi. Kami tidak bisa menghakimi orang lain karena Tuhan tidak dapat kami kekang, kami tutup untuk menyelamatkan manusia.

 

  1. Bagaimana cara mengaplikasikan cara agar rukun dengan sesama?

Kebiasaan sebenarnya banyak. Kita kan sekarang ada media sosial, satu jangan kita bicarakan soal agama karena ini bukan perdebatan jadi artinya usahakan dengan maksud grup ini dibuat untuk mengakrabkan, jadi jangan sedikit-sedikit menyinggung agama, juga politik. Itu dalam media massa, selanjutnya dalam perkataan sehari-hari juga jangan lalu jangan membuat semacam kelompok yang terpaku pada agama itu akan membuat orang punya pikiran buruk. Usahakan kelompoknya  bercampur. Kalian adalah mahasiswa yang harus berpikiran luas, berpikir bebas untuk menyatakan masa depan jadi jangan dikotak-kotakan. Kemudian perbuatan kita, kita tidak memilah-milah, jangan karena seiman kita baik lalu dengan yang lain tidak, jangan seperti itu.

 

Leave a Reply